Super Admin 27 Agustus 2018 09:35 WIB di Baca 340 Kali
Jakarta – Setelah lebih kurang 42 tahun daerah yang ditempati masyarakat lebih kurang 12.0 km dengan 9 Desa yang ada di Kecamatan Kampar Kiri Hulu, dalam waktu dekat akan menikmati pembangunan jalur Interpretasi atau akses jalan yang menghubungkan sebanyak 9 Desa terisolir.
Hal tersebut disampaikan Bupati Kampar H Azis Zaenal, SH, MM usai pertemuan dengan Dirjen konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Ir Wiratno, M, S.c diruang rapat KLH RI Jakarta, senin (27/8/18).
Dalam pertemuan yang juga dihadiri oleh Dirut Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam Ir Listya Kusumawardhani, M. SC, Kepala Balai Besar KSDA Riau Subaryono, SH, M, Si, M,. Hum, Ekolog WWF Indonesia Sunarto, PhD, Asisten II Setda Kampar Ir Azwan,MM,. Kadis Pmd Febrinaldi Tridarmawan, Kepala Bapeda, Afrizal, adis Perkebunan dan Kesehatan Hewan Bustan, Kadis Lingkungan Hidup Cikroaminito, Kadis Pariwisata Ir Zulia Dharma, PU PR, Camat Kampar Kiri Hulu Tony, Kades Tanjung Belit Edry Desmi.
Dimana hasil pada kesempatan tersebut akan dibangunnya jalur interpretasi yang menghubungkan Desa Tanjung Belit sampai dengan Desa Pangkalan Serai lebih kurang sepanjang 36,06 Km dengan lebar 1,5 meter.
Dengan jalan yang menggunakan kontruksi paving blok, nantinya juga akan dibangun jembatan besi sejumlah 70 unit (Jembatan besi) 47 unit. Kemudian jembatan gantung 23 unit melalui persetujuan Menteri Kehutanan no P. 85/menhut-II/2014 jo. PA. 44/MenLHK/Setjen/KUM. 1/6/2017 tentang tata cara kerjasama penyelenggaraan kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam.
Dalam hal ini Dirjen KSDAE akan menyampaikan surat persetujuan kerjasama kepada balai Besar KSDAE Riau dan Bupati Kampar. Kemudian juga dimana Dirjen KSDAE setuju dikembangkan wisata alam berbasis masyarakat Buluh Cina Kecamatan Siak Hulu kerjasama dengan pemerintah Kabupaten.
Dengan adanya akses nantinya, Azis Zaenal menegaskan agar baik aparat pemerintah, swasta, perusahaan maupun masyarakat untuk tidak ada penebangan pohon. Sebab Rimbang Baling nantinya akan menjadi mesti asi wisata yang luar biasa di Kampar atau Provinsi Riau.
Dimana secara prinsip dalam hal ini kita sudah mulai, untuk di ketahui pembangunan akses ini semua itu akan dibangun menggunakan Dana Desa , Dana APBD serta dana APBN. (diskominfo Kampar).