PPID Utama 02 April 2024 13:47 WIB di Baca 370 Kali
Bangkinang, Pj. Sekretaris Daerah Drs.Yusri, M.Si mewakili Pj. Bupati Kampar membuka secara resmi kegiatan Technical Working Group (TWG) Pertemuan II Penguatan Forum Komunikasi Terpadu Pengelolaan dan Pengembangan Perairan Darat Kabupaten Kampar tahun 2024 yang dilaksanakan di Ruang Rapat Lantai III Kantor Bupati Kampar.Selasa(2/4).
Hadir pada kegiatan ini Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Kampar Zulfahmi S.PI M.Si,Kepala Bagian SDA Setda Kampar Safarudin, Iswari Ratna Astuti perwakilan dari FAO beserta jajaran, perwakilan dari PLTA Koto Panjang dan juga pejabat daerah terkait.
Sebelum membuka kegiatan ini secara resmi, Pj Sekretaris Daerah dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap program yang dilaksanakan ini, beliau menyampaikan Kabupaten Kampar memiliki potensi perairan darat yang sangat perlu untuk ditangani dan dikelola dengan baik dan juga dalam mengembangkan serta melestarikan ikan-ikan endemik yang termasuk susah untuk ditemukan pada saat ini atau terancam punah seperti Ikan Belida, Ikan Tapah dan sebagainya.
Ia berharap kegiatan ini menjadi suatu program yang berkelanjutan dan dapat membangun komunikasi di antara pihak-pihak yang peduli terhadap perikanan yang termasuk dalam kategori langka, khususnya untuk mendapatkan dukungan dan meningkatkan kemitraan antar ilmuwan, dunia usaha, dan akademisi demi pengelolaan sumber daya perairan darat ini yang lebih berkelanjutan.
Lebih jauh Yusri menjelaskan di Kabupaten Kampar, terdapat lubuk larangan adat yang memiliki nilai dan makna penting bagi masyarakat setempat. Lubuk larangan adat ini biasanya merupakan area alam yang dianggap suci dan dilarang untuk diganggu atau dimanfaatkan oleh manusia dalam aktivitas apapun.
Ia menambahkan biasanya, lubuk larangan adat ini dijaga dan dihormati secara turun-temurun oleh masyarakat adat Kampar sebagai bagian dari kearifan lokal dan warisan budaya mereka. Tradisi ini mencerminkan hubungan yang dalam antara manusia dan alam serta upaya untuk melestarikan ekosistem yang berkelanjutan.
Yusri juga mengatakan Datuk adat sudah selayaknya mendapatkan penghargaan dari FAO karena datuk adat di Kabupaten Kampar selama ini berkomitmen menjaga kelestarian alam terutama sumber daya air lokal yang terdapat ikan-ikan langka yang dapat dimanfaatkan untuk generasi dimasa depan.
Pj. Sekretaris Daerah Kabupaten Kampar juga menyampaikan dalam upaya penyelamatan ikan endemik yang terncam Punah ini dapat memanfaatkan kolam bekas galian C yang telah tertinggal sehingga tidak hanya menjadi kolam tinggal yang tidak bermanfaat saja, namun juga memberikan habitat dan kelestarian sumber daya ikan yang dibarengi juga dengan perlindungan, dalam beberapa tahun ke depan ikan endemik di Kabupaten Kampar ini jika tidak di jaga dipastikan akan hilang alias punah. Untuk itu, agar ancaman itu tidak datang, dia meminta semua pihak untuk bisa ikut melestarikan ikan endemik yang saat ini masih ada di Kabupaten Kampar ini (DISKOMINFO/WEF)
Super Admin 16 Desember 2019 15:30 WIB di Baca 455Kali
PPID Utama 10 Juli 2024 09:22 WIB di Baca 84Kali
PPID Utama 22 Juli 2024 08:28 WIB di Baca 101Kali
PPID Utama 18 Agustus 2024 10:56 WIB di Baca 73Kali